STRATIFIKASI SOSIAL DALAM FENOMENA OJEK ONLINE
Stratifikasi sosial pada fenomena ojek online sangat menarik untuk dikaji. Berdasarkan laporan yang dipublikasi oleh The Conversation beberapa minggu lalu, ditemukan bahwa terdapat stratifikasi yang seringkali tak disadari dalam struktur bisnis ojek online. Hierarki dalam sistem pelayanan ojek online menempatkan pengemudi pada lapisan paling bawah. Untuk memperjelas, pertama, ada tiga aktor atau kelompok sosial yang bisa kita angkat di sini, yaitu perusahaan, pengemudi, dan penumpang.
Retorika yang dibangun perusahaan ojek online seperti Gojek, Uber, dan Grab adalah pengemudi sebagai mitra, alih-alih pekerja, yang artinya posisi struktural mereka setara dengan perusahaan. Namun ternyata itu hanyalah mitos. Pada praktiknya, pengemudi tak ubahnya pekerja, di mana mereka berada di bawah kontrol perusahaan. Perusahaan menjalin ’kemitraan’ secara eksploitatif dengan menerapkan tuntutan berupa performa, rating dan minimum penarikan yang dihitung perhari kepada pengemudi. Jika pengemudi tidak bisa memenuhi tuntutan yang ditetapkan, ratingnya bisa turun dan gagal mendapatkan bonus, padahal bonus menjadi andalan banyak pengemudi ojek online untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Di lain sisi, posisi penumpang juga krusial. Penumpang bukan berada ditengah antara perusahaan dan pengemudi. Dalam kasus ini, penumpang bisa dikatakan sebagai manajer karena rating penumpang menentukan ’nasib’ pengemudi ojek online. Memang, melalui aplikasi, pengemudi memiliki kebebasan kapan mau narik ngojek, kapan tidak narik. Tetapi tuntutan harian mengubah kebebasan pengemudi tersebut menjadi sebuah retorika.
Stratifikasi pada mata rantai sistem ojek online adalah sebagai berikut: perusahaan berada di lapisan atas karena memiliki kontrol terhadap modal, akses, dan performa pengemudi. Penumpang berada di lapisan kedua karena ratingnya menentukan nasib pengemudi. Pengemudi berada pada lapisan paling bawah. Dengan demikian relasi pada sistem ojek online sangat relevan dilihat dengan pendekatan stratifikasi sosial karena terstruktur secara hierarkis.
Komentar
Posting Komentar